Apakah motivasi hanya datang dari orang lain? Tidak, motivasi terkuat datang dari diri kita sendiri. Motivasi bisa terus berkurang karena motivasi itu tidak permanen, sehingga saat kita mengikuti training motivasi, motivasi tidak akan bertahan lama. Motivasi ini dapat naik-turun dan motivasi yang lemah merupakan salah satu kekurangan dari manusia.

Dalam QS. Thaahaa 115 disebutkan ada dua sifat Adam as (yang juga kita miliki) sehingga terjerumus oleh godaan iblis yaitu: “Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa, dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.”

Motivasi yang lemah bisa dikaitkan dengan emotional capacity yang berasal dari kemauan kita sendiri. Motivasi lemah bisa dilihat dengan sikap enggan, malas, tidak bersemangat ataupun cuek. Titik ekstrim dari orang dengan motivasi nol adalah ketika dia melakukan bunuh diri. Motivasi dalam hidup kita bisa diibaratkan sebagai lilin di kegelapan. Ketika motivasi kita meredup, kita bisa malas makan, malas bekerja, enggan belajar sampai tidak punya ide apapun.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong motivasi adalah cinta dan niat. Semakin besar cinta dan niat kita maka akan semakin besar motivasi yang bangkit. Lihatlah, banyak orang yang sampai niat untuk bunuh diri karena putus cinta. Ini menggambarkan bahwa cinta dan niat memiliki kekuatan untuk menggerakkan diri kita, bahkan untuk hal-hal yang buruk dan tidak masuk akal.

Cinta dan niat itu sekecil inti atom, orang lain tidak dapat mengetahui maupun melihatnya, dan yang mampu mengetahui serta merasakannya adalah diri kita sendiri. Saat kita dihadapi dengan suatu masalah dan kebahagiaan, yang dapat merasakan serta menikmati semua itu secara total adalah diri kita, orang lain tidak mampu menyelesaikan masalah kita.